o
Teori Piaget
o
Teori Bruner
o
Teori Gestalt
o
Teori Dienes
o
Teori Van Hiele
o
Teori Vygotsky
Teori Piaget
Empat
tahap perkembangan kognitif Piaget:
❑
Tahap sensori motor, sd. Umur 2 th.
❑
Tahap pra operasi, sekitar umur 2-7 th.
❑
Tahap operasi konkrit, sekitar 7-11 tahun.
❑
Tahap operasi formal, 11 tahun dst.
Teori Bruner
o
Bruner mengatakan bahwa siswa belajar akan
lebih berhasil jika proses pengajarannya diarahkan pada konsep atau struktur
yang saling terkait antara konsep dan struktur tersebut.
o
Proses belajar anak melalui tiga tahap:
enaktif, ikonik, dan simbolik.
Enaktif: secara langsung memanipulasi
(mengotak-atik) objek
Ikonik:
kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran
dari objek, tidak langsung memanipuasikan objek.
Simbolik:
anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang tertentu.
Dalil-dalil Bruner:
❑
Dalil penyusunan: cara belajar paling baik
belajar konsep, dalil, dll, dalam matematika dengan melakukan penyusunan
representasinya.
❑
Dalil notasi: permulaan suatu konsep disajikan
supaya mempergunakan notasi yang sesuai dengan perkembangan mental siswa.
❑
Dalil pengkontrasan: diperlukan contoh-contoh
yang banyak sehingga siswa mampu mengetahui karakteristik konsep matematika.
o
Implikasi dari teori Bruner ini, pembelajaran
matematika menggunakan pendekatan spiral.
o
Pendekatan spiral adalah jalan yang ditempuh
untuk mengembangkan konsep, mulai dari cara intuitif ke analisis, dari
eksplorasi ke penguasaan.
o
Siswa dituntut untuk menemukan sendiri lagi,
bukan menemukan sama sekali baru.
Teori Gestalt
o
Tokoh teori ini adalah John Dewey
o
Pelaksanaan KBM harus memperhatikan hal-hal
berikut:
a)
penyajian konsep harus memperhatikan
pengertian
b)
pelaksanaan KBM harus memperhatikan kesiapan
siswa
c)
mengatur suasana kelas agar siswa siap
belajar.
Teori Dienes
Terdapat
6 tahap belajar dan mengajarkan matematika menurut Dienes:
a.
Bermain bebas
b.
Permainan
c.
Penelaahan sifat bersama
d.
Representasi
e.
Penyimbolan
f.
Pemformalan
Implikasi dari pandangan Dienes:
o
Belajar matematika harus mulai dari benda
konkrit dan membuat abstraksinya dari konsep atau strukturnya
o
Proses wajar yang harus dialami siswa dalam
belajar matematika: tahap bermain dengan benda konkrit, mengurutkan pengalaman
menjadi bermakna, tahap pemahaman konsep, tahap pengaplikasian.
o
Matematika adalah ilmu kreatif, karena itu
harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu seni.
o
Konsep yang diajarkan harus berhubungan dengan
konsep yang sudah dipahami
o
Agar siswa memperoleh sesuatu dari hasil
belajar matematika, siswa harus mampu mengubah suasana konkrit ke perumusan
abstrak dengan menggunakan simbol.
Lima
tahap pemahaman Geometri menurut Van Hiele
o
Tahap pertama, pengenalan. Siswa sudah
mengenal bentuk-bentuk geometri seperti: segitiga, segiempat, dll
o
Tahap kedua, analisis. Siswa sudah
memahami sifat-sifat konsep atau bentuk geometri.
Tahap
ketiga, pengurutan. Siswa sudah memahami tahap pertama dan kedua, juga
sudah bisa mengurutkan benda-benda geometri yg saling berhubungan
o Tahap keempat, deduksi. Berpikir
deduktifnya sudah tumbuh, tetapi belum berkembang dengan baik.
o
Tahap kelima, keakuratan. Siswa sudah
dapat memahami bahwa adanya ketepatan itu penting. Misalnya, ketepatan dari aksioma-aksioma
yang menyebabkan Geometri Euclied itu lengkap.
Dalil mengenai pengajaran
Geometri
Van Hiele:
o
Kombinasi antara waktu, materi pelajaran, dan
metode mengajar yang dipergunakan untuk tahap tertentu dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa ke tahap berikutnya.
o
Dua orang yang tahap berpikirnya berbeda dan
bertukar pikiran satu sama lain tidak akan saling mengerti.
o
Kegiatan belajar siswa itu harus disesuaikan
dengan tahap berpikir siswa.
Teori Vygotsky
o
Sumbangan penting teori Vygotsky adalah
penekanan pada hakekat pembelajaran sosiokultural.
o
Inti teori Vygotsky adalah menekankan
interaksi antara aspek “internal” dan “eksternal” dari pembelajaran dan
lingkungan sosial pembelajaran.
o
Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif
berasal dari interaksi sosial masing–masing individu dalam konsep budaya.
o
Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi
saat siswa bekerja menangani tugas–tugas yang belum dipelajari namun tugas-
tugas itu berada dalam “zone of proximal development” mereka.
o
Zone of proximal development adalah
jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam
kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dengan tingkat kemampuan
perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah di
bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
o
Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“.
o
Scaffolding adalah
memberikan kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap–tahap
awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin
besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri.
o
Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan,
dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat
mandiri.
Implikasi Teori Vygotsky
Vygotsky
menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya yaitu:
o
menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga
siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi– strategi
pemecahan masalah yang efektif dalam masing– masing zone of proximal
development mereka;
o
Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran
menekankan scaffolding.
o
Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu
teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial
yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam
usaha menemukan konsep–konsep dan pemecahan masalah.