A. Pengertian Koneksi Matematika
Koneksi Matematika adalah kemampuan seseorang untuk
mengaitkan antartopik dalam matematika, mengaitkan matematika dengan ilmu lain,
dan dengan kehidupan ini disebut kemampuan koneksi matematis. Sesuai dengan
pendapat Mikovch dan Monroe (dalam Ruspiani, 2000), ‘ In mathematics, at least three
kinds of connections are particularly beneficial: connection within
mathematics, across the curriculum, and with real word contexts.’
Menurut Sumarmo
(2010:37) menyatakan bahwa koneksi matematis merupakan kegiatan yang meliputi:
1. Mencari hubungan antara berbagai representasi
konsep dan prosedur.
2. Memahami hubungan antar topik matematika.
3. Menggunakan matematika dalam bidang studi
lain atau kehidupan sehari-hari.
4. Mencari koneksi atau prosedur lain dalam
representasi yang ekuivalen.
5. Menggunakan koneksi antar topik matematika
dan antar topik dengan topik lain.
B. Tujuan dan Manfaat
Koneksi Matematika
Menurut
Sumarmo (Setiawan, 2009:17) mengemukakan bahwa koneksi matematika di sekolah
bertujuan untuk :
1.
Memperluas wawasan pengetahuan siswa.
2.
Memandang matematika sebagai suatu kesatuan dan bukan sebagai materi yang
berdiri sendiri.
3.
Mengenali relevansi matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Sedangkan manfaat koneksi
matematika yaitu :
1.
Suatu topik dapat diciptakan dengan topik lain, dengan cara mengembangkan lebih
lanjut atau menggunakan pada topik lain, misalnya : bilangan dapat digunakan
dalam pengukuran panjang sehingga panjang dua buah benda atau lebih dapat
dijumlahkan.
2.
Topik – topik pada bidang kajian lain dapat disusun berdasarkan teori
matematika tertentu, misalnya : matematika ekonomi atau matematika teknik.
3.
Koneksi atau keterkaitan matematika dalam kehidupan sehari – hari dapat
berbentuk pemecahan masalah sehari – hari matematika. Contoh sederhana : tugas
polisi diperempatan jalan sangat membantu polisi dengan hadirnya lampu stopan
diperempatan jalan, lampu tersebut menggunakan teori logika matematika. Contoh
lain : dengan munculnya geomerti transformasi dan geometri praktal sebagai
koneksi matematika dengan kehidupan sehari – hari maka pekerjaan membatik dan
menyulam menjadi pekerjaan yang sederhana.
C.
Peran Koneksi Matematika
dalam Pembelajaran Matematika
Bell (1978:
145) menyatakan bahwa tidak hanya koneksi matematik yang penting namun
kesadaran perlunya koneksi dalam belajar matematika juga penting. Apabila
ditelaah tidak ada topik dalam matematika yang berdiri sendiri tanpa adanya
koneksi dengan topik lainnya. Koneksi antar topik dalam matematika dapat
difahami anak apabila anak mengalami pembelajaran yang melatih kemampuan
koneksinya, salah satunya adalah melalui pembelajaran yang bermakna. Koneksi
diantara proses-proses dan konsep-konsep dalam matematika merupakan objek
abstrak artinya koneksi ini terjadi dalam pikiran siswa, misalkan siswa
menggunakan pikirannya pada saat menkoneksikan antara simbol dengan representasinya
(Hodgson, 1995: 14). Dengan koneksi matematik maka pelajaran matematika terasa
menjadi lebih bermakna.
Johnson dan
Litynsky (1995: 225) mengungkapkan banyak siswa memandang matematika sebagai
ilmu yang statis sebab mereka merasa pelajaran matematika yang mereka pelajari
tidak terkait dengan kehidupannya. Sedikit sekali siswa yang menganggap matematika
sebagai ilmu yang dinamis, terutama karena lebih dari 99% pelajaran matematika
yang mereka pelajari ditemukan oleh para ahli pada waktu sebelum abad ke delapan
belas (Stenn, 1978 dalam Johnson dan Litynsky, 1995: 225).
Untuk memberi
kesan kepada siswa bahwa matematika adalah ilmu yang dinamis maka perlu dibuat
koneksi antara pelajaran matematika dengan apa yang saat ini dilakukan matematikawan
atau dengan memecahkan masalah kehidupan (breathe life) ke dalam pelajaran
matematika (Swetz, 1984 dalam Johnson dan Litynsky, 1995: 225). NCTM (2000:64)
merumuskan bahwa ketika siswa mampu mengkoneksikan ide matematik, pemahamannya
terhadap matematika menjadi lebih mendalam dan tahan lama. Siswa dapat melihat
bahwa koneksi matematik sangat berperan dalam topik-topik dalam matematika, dalam
konteks yang menghubungkan matematika dan pelajaran lain, dan dalam kehidupannya.
Melalui pembelajaran yang menekankan keterhubungan ide- ide dalam matematika,
siswa tidak hanya belajar matematika namun juga belajar menggunakan matematika.
Ada dua tipe
umum koneksi matematik menurut NCTM (1989), yaitu modeling connections dan
mathematical connections. Modeling connections merupakan hubungan antara
situasi masalah yang muncul di dalam dunia nyata atau dalam disiplin ilmu lain
dengan representasi matematiknya, sedangkan mathematical connections adalah
hubungan antara dua representasi yang ekuivalen, dan antara proses penyelesaian
dari masing- masing representasi. Keterangan NCTM tersebut mengindikasikan bahwa
koneksi mate matika terbagi kedalam tiga aspek kelompok koneksi, yaitu:
a. Aspek koneksi antar topik matematika.
Kemampuan mengaitkan antartopik dalam matematika,
mengaitkan matematika dengan ilmu lain, dan dengan kehidupan sehari- hari
disebut kemampuan koneksi matematik. Sesuai dengan pendapat Ruspiani (Setiawan,
2009:16) yang menyatakan bahwa kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan
siswa mengaitkan konsep-konsep matematika baik antarkonsep matematika maupun
mengaitkan konsep matematika dengan bidang ilmu lainnya (di luar matematika).
Contoh hubungan matematika dengan
pembahasan matematika :
- Pecahan dihubungkan dengan desimal dan persen.
- Bilangan bulat dihubungkan dengan garis bilangan.
- Bangun
segitiga dihubungkan dengan trigonometri
b. Aspek koneksi dengan disiplin ilmu lain.
Banyak ilmu
lain yang pengembangannya bergantung dari matematika, antara lain ilmu fisika,
biologi, kimia, tehnik, pertanian, ekonomi, psikologi, filsafat, dan disiplin
ilmu yang lain. Penerapan matematika dalam disiplin ilmu lain tidak terbatas
pada ilmu eksak saja tetapi dalam bidang lain, baik disekolah maupun di luar
sekolah. Ruttherford dan Algren (dalam Ruspiani,2000:16) mengatakan bahwa
matematika bermanfaat dalam aplikasi bisnis, industri, musik, sejarah, politik,
olahraga, kedokteran, pengetahuan sosial, adan pengetahuan alam.
c. Aspek koneksi dengan dunia nyata siswa/ koneksi dengan kehidupan
sehari-hari.
Matematika
memang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari- hari, namun karena
matematika memiliki sifat yang cukup abstrak sehingga sulit untuk dapat
menerapkan matematika dalam kehidupan sehari- hari jika kita hanya
berpendidikan sarjana (yang umumnya baru tahu teorinya, belum banyak
aplikasinya). Matematika tidak hanya diterapkan dalam kehidupan seorang
matematisi proffesional, namun matematika juga kerap digunakan seorang dokter,
insinyur elektronik, programmer, insinyur sipil, insinyur mesin, ekonom, akuntan,
manajer, maupun banyak ahli bidang lain
D.
Indikator
Kemampuan Koneksi Matematika
NCTM
(Ulep dkk. 2000 : 291) menguraikan indikator koneksi matematika yaitu:
1. Saling menghubungkan
berbagai representasi dari konsep – konsep suatu prosedur.
2. Menyadari antar
topik dalam matematika.
3. Menggunakan
matematika dalam kehidupan sehari – hari.
4. Menggunakan ide –
ide matematika untuk menggunakan ide – ide matematika lain lebih jauh.
5. Menyadari
representasi yang ekuivalen dari konsep yang sama.
Kemampuan-kemampuan
yang diharapkan setelah siswa mendapatkan pembelajaran yang menekankan aspek
koneksi matematik adalah sebagai berikut :
1. Siswa dapat
menggunakan koneksi antar topic matematika
2. Siswa dapat
menggunakan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain
3. Siswa dapat
mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama
4. Siswa dapat
menggunakan ide-ide matematika untuk memperluas pemahaman tentang ide-ide
matematika lain
5. Siswa dapat
menerapkan pemikiran dan pemodelan matematika untuk menyelesaikan masalah yang
muncul pada disiplin ilmu lain.
6. Siswa dapat mengeksplorasi masalah dan menjelaskan
hasilnya dengan grafik numeric, fisik, aljabar, dan model matematika verbal
atau representasi.
E.
Koneksi
Matematika dalam Penyelesaian Masalah Matematika
Penyelesaian masalah
matematika merupakan kegiatan siswa yang membangun koneksi matematis siswa, hal
ini terjadi karena dalam menyelesaikan masalah matematika siswa harus mempunyai
kemampuan menemukan keterkaitan konsep atau teorema yang digunakan untuk menentukan
penyelesaian suatu soal, kemampuan ini dikatakan koneksi matematika.
NCTM (2000: 64)
merumuskan bahwa ketika siswa mampu mengkoneksikan ide matematik, pemahamannya
terhadap matematika menjadi lebih mendalam dan tahan lama. Siswa dapat melihat
bahwa koneksi matematik sangat berperan dalam topik-topik dalam matematika, dalam
konteks yang menghubungkan matematika dan pelajaran lain, dan dalam
kehidupannya. Melalui pembelajaran yang menekankan keterhubungan ide-ide dalam
matematika, siswa tidak hanya belajar matematika namun juga belajar menggunakan
matematika.
Kemampuan koneksi
matematis diperlukan oleh siswa dalam mempelajari topik matematika yang saling
terkait. Menurut Ruspiani (2000), jika suatu topik diberikan secara tersendiri,
pembelajaran akan kehilangan satu momen dalam usaha meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam matematika secara umum. Tanpa kemampuan koneksi matematis,
siswa akan mengalami kesulitan mempelajari matematika.
Rohendi, dkk (2013)
menjelaskan indikator hubungan matematis, antara lain: (1) Menemukan hubungan
dari berbagai representasi konsep dan prosedur matematis. (2) Memahami hubungan
antara topik dalam matematika. (3) Mampu menggunakan matematika dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (4) Memahami representasi
konsep yang setara (5) Menemukan hubungan antara prosedur satu dengan yang
lainnya yang setara.(6) Menggunakan koneksi antara matematika dengan matematika
itu sendiri dan dengan sains lainnya.
Jadi untuk terhubung,
siswa harus mengerti informasi yang mereka dapatkan, sehingga bisa melihat, menggali,
masalah, mencoba mencari solusinya dengan menggunakan ide matematika untuk
memecahkan masalah, baik yang berhubungan dengan matematika, disiplin ilmu
lainnya, atau dengan kehidupan sehari-hari. Dalam menghubungkan, siswa harus memahami
informasi yang baru diperoleh untuk diarahkan pada informasi yang telah
diterima sebelumnya (Siregar dan Surya, 2017).
Bentuk koneksi
matematik yang mengkaitkan antara matematik dengan kehidupan sangat banyak dan
bahkan berlimpah. Sebagai gambaran berikut akan diberikan beberapa contoh koneksi
matematik yang mengakitkan antara materi perbandingan dengan masalah kehidupan bagi
siswa SMP kelas IX.
DAFTAR
RUJUKAN
Banihashemi,
S.S.A.(2003). “Connection of Old and New Mathematics on Works of Islamic Mathematician
with a Look to Role of History of Mathematics on Education of Mathematics.” [Online]. InformingScience. Tersedia: http://proceedings.informingscience.org/IS2003Proceedings/docs/009Banih.pdf
Bell,
Frederick H. (1978). Teaching and Learning Mathematics in Secondary School.
Cetakan kedua. Dubuque, Iowa: Wm. C. Brown Company Publishers.
Bergeson,
T. (2000). Teaching and Learning Mathematics: Using Research to Shift From
the “Yesterday” Mind to the “Tommorow” Mind. [Online]. Tersedia:
www.k12.wa.us.
Depdikbud.
(2014). PERMENDIKBUD No.58 Th.2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah. [Online].
Johnson,
K.M. dan Litynsky, C.L. (1995). “Breathing Life into Mathematics”, dalam
Connecting Mathematics across the Curriculum. Editor: House, P.A. dan
Coxford, A.F. Reston, Virginia.
NCTM.
(2000). Principles and Standards for School Mathematics. Tersedia di www.nctm.org.
NCTM.
National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and
Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM
Rohendi,
D.&Jojon, D. 2013. Connected Mathematics Project (CMP) Model Based on
Presentation Media to the Mathematical Connection Ability of Junior High School
Student. Journal of Education and Practice: 4(4).
Ruspiani.
2000. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika. Tesis Jurusan Matematika.
UPI Bandung.
Siregar,
N. D. dan Surya, E. Analysis of Students’ Junior High School Mathematical
Connection Ability. International Journal of Sciences: Basic and Applied
Research (IJSBAR)(2017) Volume 33, No 2, pp 309-320
Sumarmo, U.
2010. Berpikir dan Disposisi matemati: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan
Pada Peserta Didik
[Online]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar