1.
Phytagoras
Phytagoras
of Samos adalah seorang filsuf Yunanilonia dan pendiri gerakan keagamaan
disebut Phytagoreanism. Ia lahir di pulau Samos, dan mungkin bepergian secara
luas di masa mudanya, mengunjungi mesir dan tempat-tempat lain untuk mencari
pengetahuan. Sekitar 530 SM, ia pindah ke Croton, sebuah koloni Yunani di
Italia Selatan.
Motto dari Phytagoras
yang terkenal adalah “semua adalah bilangan” atau “bilangan menguasai seluruh
alam”. Dalam hal ini, bilangan dianggap sebagai sejumlah titik dalam
konfigurasi geometri, yang menggambarkan mata rantai antara geometir dan
aritmatika.
Phytagoras
dan pengikutnya membangun bilangan-bilangan figurative dimana banyak teorema
menarik yang dapat dibuat dengan bilangan figurative ini, antara lain:
Suatu bilangan
dikatakan bilangan bersahabat apabila bilangan yang pertama sama dengan jumlah
pembagi murni bilangan kedua, dan bilangan kedua sama dengan pembagi murni
bilangan pertama.
Sedangkan
untuk bilangan sempurna apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan sama dengan
bilangan itu sendiri.
2.
Al-khawarizmi
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn
Musa al-Khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah
Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai
Al-Khawarizmi, Al-Cowarizmi, Al-Ahawizmi, Al-Karismi, Al-Goritmi, Al-Gorismi
dan beberapa cara ejaan lagi.Beliau dilahirkan di Bukhara.
Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan
Al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang
mengatakan Al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain
menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/ 780M dan meninggal
tahun 266H/ 850M di Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahwa
Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas.
Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi didalam
bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah
Islam dan kimia. Beliau telah menciptakan pemakaian Sinus dan Tangen dalam
penyelidikan trigonometri dan astronomi.
Dalam usia muda beliau bekerja di bawah
pemerintahan Khalifah al-Ma‟mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.Beliau
bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi.
Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau
pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada
dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam
berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali
memperkenalkan aljabar dan hisab (ilmu hitung Islam). Banyak lagi ilmu
pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan
konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai
sekarang.
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh
orang Islam maupun dunia Barat. Inidapat dibuktikan bahwa G.Sarton
mengatakan bahwa “pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh
orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh
lain,Wiedmann berkata….” Al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh
dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains”. Beberapa cabang ilmu
dalam Matematika yang diperkenalkan oleh Al-Khawarizmi seperti: geometri,
aljabar, aritmatika dan lain-lain.
3.
Johann Carl Friedrich Gauß
Lahir di
Braunschweig, 30 April 1777 dan meninggal di Göttingen, 23 Februari 1855 pada
umur 77 tahun, adalah matematikawan, astronom, dan fisikawan Jerman yang
memberikan beragam kontribusi. Ia dipandang sebagai salah satu matematikawan
terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac Newton.
Dilahirkan di Braunschweig, Jerman, saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya. Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret aritmatika berupa penghitungan deret 1+2+3+...+100. Di sekolahnya, Gauss dikenal merupakan anak yang dapat dikatakan seorang pembuat masalah, namun juga merupakan orang yang memiliki kemampuan memecahkan masalah. Pada saat itu, gurunya memberikan soal sulit pada anak muridnya yang juga termasuk Gauss di dalamnya. Saat itu Gauss terbilang masih muda untuk menyelesaikan soal perhitungan 1+2+3+4+...+100. Gurunya bermaksud memberikan soal ini agar sang guru tak perlu mengajar dan dapat beristirahat. Dia yakin bahwa untuk menyelesaikan soal tersebut, butuh waktu lama. Namun, ternyata Gauss berhasil memecahkannya dalam waktu yang cepat. Sang guru pun terkagum-kagum dengan hasil pemecahan Gauss yang cepat dan tepat. Gauss menciptakan cara untuk menghitung deret aritmatika. Cara yang Gauss ciptakan untuk menghitung deret aritmatika tersebut memang telah disederhanakan menjadi rumus " Dn = n/2 (U1+Un)" yang lebih sederhana, namun tetap berdasarkan cara yang ditemukan Gauss sendiri. Meski cerita ini hampir sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu.
Dilahirkan di Braunschweig, Jerman, saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya. Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret aritmatika berupa penghitungan deret 1+2+3+...+100. Di sekolahnya, Gauss dikenal merupakan anak yang dapat dikatakan seorang pembuat masalah, namun juga merupakan orang yang memiliki kemampuan memecahkan masalah. Pada saat itu, gurunya memberikan soal sulit pada anak muridnya yang juga termasuk Gauss di dalamnya. Saat itu Gauss terbilang masih muda untuk menyelesaikan soal perhitungan 1+2+3+4+...+100. Gurunya bermaksud memberikan soal ini agar sang guru tak perlu mengajar dan dapat beristirahat. Dia yakin bahwa untuk menyelesaikan soal tersebut, butuh waktu lama. Namun, ternyata Gauss berhasil memecahkannya dalam waktu yang cepat. Sang guru pun terkagum-kagum dengan hasil pemecahan Gauss yang cepat dan tepat. Gauss menciptakan cara untuk menghitung deret aritmatika. Cara yang Gauss ciptakan untuk menghitung deret aritmatika tersebut memang telah disederhanakan menjadi rumus " Dn = n/2 (U1+Un)" yang lebih sederhana, namun tetap berdasarkan cara yang ditemukan Gauss sendiri. Meski cerita ini hampir sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar