Rabu, 10 Juli 2019

Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Matematika merupakan unsur penting dalam kehidupan. Mata pelajaran matematika bahkan sudah di perkenalkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
Banyak siswa yang menganggap pelajaran matematika sangat sulit untuk dipelajari, padahal matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan berguna dalam kehidupan nyata (Jihan, 2015). Contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika kita akan berbelanja sayur maupun bahan pangan lainnya, tentunya kita akan membutuhkan suatu perhitungan matematika dalam menghitung jumlah uang yang akan dikeluarkan ketika membeli bahan pangan tersebut. Dari permasalahan yang dibahas sebelumnya, diperlukan suatu pembenahan dalam proses belajar mengajar matematika di kelas. Pembenahan ini bertujuan agar siswa lebih bisa terbuka untuk belajar matematika.
B.       Rumusan Masalah
1.              Apa pengertian dari pemecahan masalah matematika?
2.              Apa saja tahapan-tahapan pemecahan masalah matematika?
3.              Bagaimana cara mengatasi pemecahan masalah matematika?
4.              Apa kekurangan dan kelebihan pemecahan masalah matematika?
C.      Tujuan
1.              Mengetahui pengertian dari pemecahan masalah matematika
2.              Mengetahui tahapan-tahapan pemecahan masalah matematika
3.              Mengetahui cara mengatasi pemecahan masalah matematika
4.              Mengetahui kekurangan dan kelebihan pemecahan masalah matematika


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pemecahan Masalah Matematika
Menurut Fajar (dalam Munawir, 2008: 14) masalah dalam matematika adalah (1) segala sesuatu yang dikehendaki untuk dikerjakan, (2) sebuah pertanyaan yang tidak dapat dijawab langsung. Sehingga masalah dalam matematika dapat juga ditaksirkan sebagai suatu pertanyaan yang menghendaki suatu pemecahan.
Sehubungan dengan itu Herman dan Akbar (dalam Munawir, 2008: 14) menegaskan bahwa :
Suatu masalah tidak dapat dijawab langsung sebab masih harus menyeleksi informasi (data) yang diperoleh. Jawaban terhadap masalah tersebut tidak merupakan jawaban rutin dan mekanistik, namun merupakan strategi dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Dengan perkataan lain masalah yang dihadapkan kepada siswa haruslah sesuai dengan struktur kognitif siswa.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masalah dalam matematika adalah pertanyaan yang tidak dapat dijawab langsung karena pada titik awal belum diketahui atguran atau hukum yang dapat digunakan untuk mendapatkan jawabannya dan siswa merasa tertantang untuk menyelesaikannya.

B.       Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah Matematika
Untuk menyelesaikan masalah matematika ada beberapa tahap yang harus dijalani. Pokja mengidentifikasi langkah-langkah pemecahan masalah menjadi empat langkah, yaitu: 1) langkah memahami masalah; 2) langkah menyusun rencana pemecahan masalah; 3) langkahmelaksanakanrencana yang telahdisusun; 4) langkah meninjau ulang hasil pelaksanaan.
Langkah-langkah pemecahan masalah model Pokja, menurut Sukirman (dalam Munawir, 2008: 15) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ø  Langkah pertama, untuk dapat memahami masalah perlu memahami permasalahannya. Tanpa adanya pemahaman terhadap maslaah yang dihadapi, maka segala rencana dan tindakan yang dilakukan tidak akan terarah bahkan dimungkinkan rencana dan tindakan yang dilaksanakan justru mempersulit permasalahan sehingga tidak dapat dipecahkan. Oleh karenaitu, langkah pertama ini sangat besar artinya dalam pemecahan masalah.
Ø  Langkah kedua adalah menyusun rencana pemecahan masalah. Langkah ini dilakukan dengan cara mencari hubungan antara hal-hal yang dikehendaki dengan hal-hal yang ditanyakan. Masalah yang sudah pernah diselesaikan, konsep yang sudah pernah dimiliki sebelumnya, sangat besar manfaatnya dalam menentukan hubungan yang terjadi antara yang diketahui dengan yang ditanyakan.
Ø  Langkah ketiga adalah melaksanakan rencana pemecahan masalah. Kalau pada waktu menyusun rencana yang berperan adalah pikiran, maka pada langkah pelaksanaan ini pikiran bersama-sama dengan fisik secara serentak melakukan kegiatan. Apa yang dibayangkan pada waktu menyusun rencana pemecaha nmasalah, pada langkah ini mulai dipraktekkan secara nyata. Hasil pelaksanaanrencana yang telah disusun tersebut sudah dapat dipecahkan atau tidak.
Ø  Langkah ke empat adalah meninjau ulang pelaksanaan rencana yang telahdisusun. Pada langkah ini dilakukan pengkajian terhadap semua hal yang dilakukan. Validias setiap langkah yang dilakukan untuk pemecahan masalah perlu dipertanyakan kembali agar dapat diperoleh langkah yang lebih mudah terjamin kebenarannya. Tidak jarang terjadi suatu langkah tertentu yang menurut intuisi adalah sah, ternyata tidak pernah didukung oleh prinsip, konsep ataupun metode yang ada. Oleh karena itu, langkah ini tidak boleh dianggap remeh.
Sedangkan menurut Kees (dalam Tjipto, 1991: 95) tahapan dari pemecahan masalah meliputi tiga tahap:
1.        Langkah analisis terdiri dari:
a.         Membaca soal dengan seksama untuk menganalisis informasi yang penting.
b.         Menggambarkan diagram, skema atau gambar bila diperlukan.
2.        Langkah penetapan model terdiridari :
a.         Mencari hubungan antara besaran-besaran yang diketahui dan yang ditanyakan.
b.         Mengkombinasikan hubungan-hubungan itu dalam suatu model matematika.
c.         Catat syarat-syarat bagi berlakunya model
3.        Langkah penyelesaian terdiri dari :
a.         Lakukan transformasi matematika.
b.         Hitung sampai diperoleh jawaban.
c.         Periksa syarat-syarat berlakunya.
d.        Periksa ulang apakah setiap bagian sudah benar.
Dari dua pendapat di atas, maka pembelajaran pemecahan masalah memiliki beberapa langkah yaitu:
1.        Memahami masalah, yakni mencari apa yang diketahui, ditanya, apa syarat-syaratnya, gambar dan grafik bila ada.
2.        Membuat rencana penyelesaian, yaitu rencana model matematika, membuat beberapa alternative pemecahan dan menyusun prosedur kerja untuk memecahkan masalah atau mencari hubungan yang diketahui, ditanyakan atau mengubahnya ke rumus.
3.        Penyelesaian masalah, menggunakan rumus yang tidak disusun.
4.        Pemeriksaan kembali jawaban yang ditemukan, yakni memeriksa kembali jawaban dan mengevaluasi jawaban.


C.      Cara Mengatasi Pemecahan Masalah Matematika
Pada saat pemecahan masalah pembelajaran di kelas, ada beberapa cara atau langkah yang sering digunakan Bapak atau Ibu Guru dalam membantu siswanya. Cara yang dilakukan Bapak atau Ibu Guru adalah mengubah suatu bentuk yang sulit diterima atau diselesaikan siswa menjadi bentuk yang lebih sederhana yang diperkirakan dapat diselesaikan siswa yang salah tadi, sehingga si siswa diharapkan dapat memperbaiki perhitungannya yang salah tadi.
Cara yang sering digunakan orang dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilahyang disebut dengan strategi pemecahan masalah. Beberapa strategi pemecahan masalah yang sering digunakan diantaranya dapat dilihat dibawah ini.
1.      Membuat gambar atau diagram
Strategi ini terkait dengan pembuatan sketsa atau gambar coret-coret guna mempermudah dalam memahami masalah dan mendapatkan penyelesaiannya.
2.      Bergerak dari belakang
Dengan strategi ini, kita mulai dengan menganalisa bagaimana cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita bergerak dari yang diinginkan lalu menyesuaikan dengan yang diketahui
3.      Memperhitungkan setiap kemungkinan
Strategi ini terkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh si pelaku selama proses pemecahan masalah sehingga tidak aka nada satupun alternatif yang terabaikan.
4.      Mencobakan pada soal yang lebih sederhana
Strategi ini terkait dengan penggunaan contoh khusus tertentu pada masalah tersebut agar lebih mudah dipelajari, sehingga gambarana umum penyelesaian yang sebenarnya dapat ditentukan.
5.      Membuat table
strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak dibayangkan hanya oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas.
6.      Menemukan pola
Strategi ini terkait dengan pencapaian keteraturan-keteraturan pola. Keteraturan tersebut akan memudahkan kita menemukan penyelesaian.
7.      Memecah tujuan
Strategi ini berkaitan dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya.
8.      Berpikir logis
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran maupun penarikan kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada.
9.      Mengabaikan hal yang tak mungkin
dari berbagai alternatif yang mungkin, alternatif yang sudah jelas-jelas tidak mengkin agar dicoret atau diabaikan, sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja.
10.  Mencoba-coba
Strategi ini biasanya digunakan unutk mendapatkan gambaran umum pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba dari yang diketahui.

Mempelajari strategi pemecahan masalah ini bagi para siswa lalu menjadi sangat penting karena dapat digunakan atau dimanfaatkan para siswa ketika mereka terjun langsung di masyarakat, maupun ketika mereka mempelajari mata pelajaran lainnya.

D.      Kelebihan dan Kekurangan Pemecahan Masalah Matematika
Kelebihan
1.      Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
2.      Berpikir dan bertindak kreatif
3.      Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4.      Melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran
5.      Melatih siswa menyatukan urutan langkah-langkah pemecahan masalah.
6.      Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengemukakan gagasan
7.      Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
Kekurangan
1.      Memerlukan laokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain.
2.      Diperlukan kemauan siswa yang tinggi sehingga bagi yang tidak mempunyai kemauan yang tinggi akan cenderung malas.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah maka diketahui bahwa dalam kelebihan pembelajaran lebih mendominasi dibandingkan dengan kelemahannya sehingga, model pemecahan masalah ini baik digunakan dlaam proses pembelajaran khususnya berpengaruh pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar